Amtsal ialah ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas yang lahir dari suatu kejadian kemudian menjadi terkenal dan menjadi pembicaraan orang banyak, hingga menjadi perumpamaan atau kata-kata tiruan yang bertujuan untuk perbandingan nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Ada juga matsal yang tidak terikat dengan kejadian tertentu tetapi terikat dengan cerita khayalan, hikayat fabel, dan Amtsal ada yang berbentuk prosa atau puisi.
Dari periode kepahlawanan dalam literatur Arab, yang meliputi masa Jahiliyah hingga masa antara 525 dan 622, kita mewarisi beberapa peribahasa, legenda dan sejumlah besar puisi yang semunya baru dihimpun dan disunting pada masa Islam. Selain ungkapan-ungkapan magis, meteorologis, dan pengobatan, kita tidak mendapati satupun literatur ilmiah. Peribahasa menjadi indikator penting untuk memahami mentalitas dan pengamalan masyarakat Arab. Dalam sejarah sastra Arab, matsal mengalami nasib yang lebih baik dibanding kisah, karena matsal lebih ringkas dan lebih mudah dihafal. Sehingga banyak warisan matsal jahiyah yang masih terpelihara sampai masa tadwin atau masa pembukuan.
Diantara contoh-contoh amtsal:
كيف أعاودك وهذا أثر فرسك ؟
"Bagaimana saya kembali padamu, padahal ini, masih ada bekas kapakmu?"
Maksud: hati-hati terhadap orang yang pernah pernah mengkhianati janji
Kisah matsal ini:
Tersebutlah dua anak remaja yang mempunyai ladang. Garis takdir menentukan, ladang keduanya tandus. Didekatnyta, kebetulan ada tanah subur yang dijaga seekor ular. Satu diantara dua bersaudara tersebut, turun mengarungi lembah itu untuk mengembalakan ternaknya. Tiba-tiba ular menyerangnya.
Saudara laki-laki satunya segera mendekat dan ingin membunuh si ular. Ular itu berusaha meminta maaf. Caranya, ia akan membiarkan dua bersaudara itu bebas mengembalakan ternaknya, dan si ular berjanji tidak akan mengganggu.
mereka pun, sepakat.
Satu diantara tersebut ingat bahwa si ular pernah menyerang saudaranya. Emosinya pun naik, segera ia temui si ular dan ia habisi dengan kapaknya. Sialnya, kapaknya meleset. Ularnya bisa menghindar di lubangnya. Namun bekas pukulan kapak itu membekas di dekat liangnya. Gantian si ular akan berbalik menyerang satu remaja itu. Tiba-tiba si remaja berujar,"Bagaimana perjanjian yang dulu pernah kita ikrarkan kita jalankan kembali?
Si ular hanya menjawab:
"Bagaimana saya percaya padamu lagi, padahal ini masih ada bekas kapakmu?".
سبق السيف العذل
"Pedang terlanjur mendahului celaannya"
"umpatan, gerutu dan celaan tidak berguna jika sesuatu telah terlanjur terjadi"
Mungkin kalau di bahasa indonesia, kita lebih akrab dengan istilah semisal, yaitu,"Nasi telah menjadi bubur"
Kisah:
Tersebutlah sesorang bernama Dhubbah. ia mempunyai dua orang anak, namanya Sa'd dan Sa'id. Malang tak bisa dielak. Unta Dhubbah ini menghilang menjelang malam. Ia perintahkan kedaua anakanya untuk mencarinya. Sa'ad ke satu arah dan Sa'id ke arah yang lain.
Sa'ada berhasil menemukan unta itu dan menghalaunya untuk pulang. Sementara Sa"id terus mencari.
Kebetulan Sa'id saat itu memakai dua sorban. Disuatu lokasi, Harits bin Ka'ab menjumpainya. Dan ia meminat Sa'id agar menyerahkan kedua sorbannya. Namun Sa'id menolak, Harits pun marah,ia mendekati dan membunuhnya.
Setahun berlalu, Dhubbah berangkat haji. Saat di Makkah ia berjumpa dengan Harits yang mengenakan kedua sorban anaknya. Dhubbah yakin betul bahwa kedua sorban yang Harits kenakan itu adalah sorban anaknya, Sa'id.
Dhubbah mencoba menjumpai Harits dan memancingnya untuk menceritakan asal muasal sorbannya,"Pernah aku bersua dengan seorang remaja belia menggunakan sorban ini. Kurasa sangat bagus, maka aku terpanggil untuk memintanya. Karena ia menolak, kubunuhlah ia dengan pedang ini" sambung Harits menceritakan asal muasal sorban itu.
"Dengan pedang yang kau bawa sekarang itu?"Dhubbab pura-pura bertanya."Iya", jawab Harits. "Coba saya pinjam, sepertinya pedangmu bagus sekali", kata Dhubbab. Harits pun menyerahkan pedangnya.
الصيف صيّعت اللبن
"Musim panas yang lalu engkau telah menyia-nyiakan susu yang ada"
Kisah:
Pada suatu musim panas seorang lelaki tua menikahi gadis muda yang cantik jelita, lelaki tadi memiliki begitu banyak unta dan kambing yang senantiasa memproduksi susu. Akan tetapi wanita ini tidak mencintai lelaki tua itu dan meminta untuk diceraikan, maka merekapun bercerai. Wanita tadi akhirnya menikah dengan seorang pemuda yang tampan namun miskin, tidak punya kambing apalagi unta, pada musim dingin wanita tadi melihat sekawanan kambing milik lelaki tua mantan suaminya dan memohon agar diberikan susu dari kambing-kambing tersebut, namun lelaki tua itu menolak dan berkata,"musim panas yang lalu kau telah menyia-nyiakan susu yang aku beri".
تمتّع من شميم عرار نجد فما بعد العشيّة من عرار
"Ciumlah bunga Arar sebelum layu, karena bunga Arar akan kehilangan baunya pada malam hari”
Ini perumpamaan agar menikmati sesuatu sebelum hilang. Untuk contoh ini mungkin cukup akrab untuk kita yang belajar mahfuzhat di pesantren dulu.




.jpg)