Pesan untuk semua pendusta


    Kejujuran merupakan hal yang sangat mahal dan sangat dijunjung tinggi dimana pun kita berada. Bahkan di kalangan semut pun demikian, mereka melihat kedustaan lawan dari kejujuran ini sebagai suatu kekurangan, bahkan kesalahan besar yang harus dijatuhkan kepada pelakunya.

    Orang yang menceritakan kisah ini berkata, "Sahabat ayah saya menceritakan kisah ini, ia berkata, "Pada suatu ketika, saya duduk di sebuah daratan,saya menghadapkan pandangan kian kemari memperhatikan mahluk ciptaan Allah, saya merasa takjub akan keindahan ciptaan Allah Yang Maha Pengasih. Mata saya tertuju  ke seekor semut yang ada di sekitar saya. Semut itu mencari sesuatu yang tidak ia ketahui, akan tetapi ia tetap mencaari dan mencari. Semut itu tidak pasrah dan tidak pernah jemu dan bosan.

    Dalam pencariannya, semut itu menemukan belalang, tepatnya kaki belalang. Semut itu berusaha memindahkannya ke tempatnya dengan cara dan aturan di alam semut. Semut itu berusah kesas, terus berusaha dan berusaha. Ketika semut itu tidak kuasa untuk membawanya, semut itu pergi entah kemana, ia menghilang. Tidak berapa lama semut itu kembali membawa sekelompok besar semut-semut lain.

    Ketika aku menyaksikan semut-semut itu, aku sadar bahwa semut itu meminta bantuan mereka untuk membawa sesuatu yang sulit untuk ia bawa. Aku ingin sedikit menghibur diri, maka aku mengambil kaki belalang itu dan menyembunyikannya. Kemudian semut-semut itu mencari kaki belalang tersebut kesana kemari hingga mereka putus asa tentang keberadaannya dan pergi, kemudian mereka pergi.

    Beberapa saat kemudian semut itu kembali, ia berada di hadapan kaki belalang itu, ia berkeliling dan memperhatikan sekitarnya. Kemudian semut itu berusaha menariknya kembali. semut itu terus berusaha dam berusaha hingga tidak mampu. Kemudian ia pergi lagi, pergi untuk memanggil lagi masyarakat semut yang lain untuk membantu mengangkatnya. Kemudian sekelompok semut datang, bersama seekor semut yang menurutku dialah pemeran utama dalam kisah ini, kelompok semut-semut itu adalah kelompok semut yang pertama kali datang.

    Ketika aku memperhatikan semut-semut itu, aku tertawa kecil. Lalu aku mengambil belalang itu dan menyembunyikan. Mereka mencarinya kesana kemari. Mereka mencari dengan tulus dan ikhlas. Semut-semut itu terus mencari dengan segenap kemampuan yang ada pada mereka,

    Semut-semut itu berkeliling kesana kemari, melihat kekiri dan kekanan, mungkin saja mereka melihat sesuatu, akan tetapi tidak ada apa-apa disana, karena saya telah menyembunyikan belalang itu dari pandangan mereka. Kemudiangerombolan semut-semut itu berkumpul setelah mereka bosan mencari. Kemudian mereka menyerang seekor semut, mereka memotong-motongnya dihadapan saya, saya menyaksikannya dalam keadaan takjub. Mereka membunuh semut malang itu. Semut-semut itu membunuhnya dihadapan saya. Semut itu dibunuh karena saya. Menurut saya semut itu dibunuh karena mereka menyangka bahwa semut malang itu telah berdusta kepada mereka.

    Mahasuci Allah, bahkan bangsa semut sekalipun melihat dusta itu sebagai suatu kekurangan, bahkan kesalahan besar yang mesti dijatuhkan hukuman bagi pelakunya


Dikutip dari Sa'atan Wa Sa'atan

    

Waldan Rhafidapala

Mulai menulis sejak berada dilingkungan pesantren, akan tetapi baru memulai blog baru-baru ini agar hidup lebih produktif

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama