Syaikh Anas bin Sa'id bin Musfir berkata, "kisah ini saya dengar dari seseorang yang telah mendengar dan menyaksikan peristiwa ini, ia seorang yang terpercaya. Ia berkata, "Ada seorang laki-laki, ia salah seorang pedagang besar, ia mempunyai banyak karyawan, akan tetapi ia tidak membayar gaji mereka selama lebih dari delapan bulan lamanya.(hampir enam ribu Riyal).
Salah seorang karyawan meminta agar ia segera ia membayarkan gaji mereka. Ia menyebutkan kondisinya dan kondisi keluarganya. Ia dalam keadaan sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia meminta gar gajinya segera dibayar. Pedagang itu marah-marah dan pergi ke kantor imigrasi untuk mengurus surat deportasai agar karyawan tersebut segera dideportasi. Kemudian ia belikan tiket pesawat dan memberangkatkan karyawan tersebut kembali ke negerinya tanpa memberikan haknya.
Karyawan itu pun kembali ke negerinya. Sementara pedagang zhalim itu menetap di kota Makkah. Setelah beberapa tahun lamanya, karyawan yang terzhalimi itu datang ke Makkah unutuk melaksanakan umrah.
Di Makkah, ia mencari istana tempat dulu ia bekereja. Dan ia menemukan tempat tersesbut, ia juga bertemu dengan penjaga pintu yang dulu pernah menjadi sahabatnya. Ia mengucapkan salam dan duduk bercerita dengannya. Tiba-tiba pemilik istana keluar. ketika matanya tertuju kepada mantan karyawannya, ia marah-marah dan mengancamnya, "Saya akan memenjarakan kamu."Mantan karyawan itu berkata, "saya datang bukan untuk uang itu, tetapi saya datang unhtuk mendoakanmu." Pdeagang itu tertawa dan megejeknya. Akan tetapi Allah mengawasi perbuatannya.
Beberapa hari setelah itu, terjadi kebakaran besar di kawasan tersebut. Tiba-tiba pedagang zhalim itu datang. Ia mempunyai uang tiga puluh ribu Riyal di kawasan tersebut. Api belum sampai ke tempat tersebut, ia menerobos masuk untuk mengambil uangnya. Tapi, petugas pemadam kebakaran mencegahnya. Ia memberontak, ia mengecoh dengan mengatakan, "Api masaih jauh."sebelum ia sampai untuk mengambil uangnya, tiba-tiba hal yang tidak disangka-sangka terjadi, bangunan jatuh menimpanya, dan kemudian api membakarnya hingga gosong sepereti arang, sedangkan uang yang berada disampingnya tidak terbakar sama sekali.
Orang-orang pun keheranan, mereka bertanya kepada penjaga, "Apakah doa karyawan itu?" Ia menjawab, "Ketika pedagang zhalim itu mengejeknya, karyawan itu berkata sambil memandang ke istana milik pedagang itu, "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar janganlah Engkau buat ia bahagia dengan istana ini dan janganlah ia memasukinya."
Pedagang zhalim itu tidak memasuki istananya dan tidak pula bahagia dengan keberadaan istananya itu. Itulah akibat yang diterima orang-orang yang zhalim.
Wallahu A'lam

