LembarKisah - Tidak dapat dipungkiri bahwasanya setiap orang pasti tidak menyukai yang namanya mencuri. Karena hal ini adalah satu hal yang dapat merugikan orang lain. kepercayaan manapun pasti tidak membenarkan hal ini.
Tapi pernahkan kita membayangkan apabila di suatu negeri isinya pencuri atau maling semua, dan negeri itu memberlakukan sistem yang mana siapapun yang tinggal di negeri tersebut harus mencuri. Hal ini benar adanya, tapi tidak di dunia nyata melainkan di sebuah cerita.
Dikisahkan di suatu negara yang isinya semuanya pencuri. Kalau anda mengira yang dimaksud ini adalah negara kita, bukan. Negara kita aman-aman saja, damai dan tentram.Di siang hari keadaan seperti halnya ditempat lain, berjalan seperti biasanya. Tetapi kala tibanya waktu malam profesi semua orang adalah pencuri. Dan ini sistematis diatur oleh negara tersebut. Negara tersebut mewajibkan bagi yang tinggal di negara itu mereka harus menjadi pencuri di malam harinya.
Dan yang dicuri ialah tetangga atau orang sekitar mereka sendiri, jadi semuanya telah diatur dalam hal si A mencuri si B, si B mencuri si C dan seterusnya. Tapi anehnya sistem ini menciptakan keadilan di antara sesama mereka, dan hal inilah yang dicita-citakan oleh Karl Marx, tidak ada kesenjangan.
Namun entah kenapa pada suatu hari, muncullah si jujur di negara itu. Di malam hari, di saat semua orang saling mencuri, si jujur ini tidak melakukan pencurian dan ia tengah asyik merokok dan membaca buku dirumahnya. Tentu saja rumahnya terang-benderang saat itu dan membuat orang yang kebagian jadwal merampok rumahnya tidak melakukan pencurian.
Tentu saja hal ini menimbulkan ketimpangan. Ya bagamana tidak, orang yang kebagian merampok rumah si jujur tidak mendapatkan apa-apa sedangkan isi rumahnya dicuri. Nah, akhirnya si jujur ini di panggil pemuka negara dan dinasehati bahwa jika ia tidak keluar dan mencuri di malam hari maka orang lain akan mengalami kerugian. Si jujur setuju untuk keluar di saat pencurian berlangsung. Tapi tidak dengan melakukan pencurian, ia tetap memegang teguh prinsipnya.
Dalam waktu kurang dari seminggu, si jujur jatuh miskin. Hal ini disebabkan karena ia bersiteguh untuk tidak mencuri, tak ada lagi yang berharga di rumahnya hingga ia pun kesusahan unutuk makan. Ia habiskan waktunya merenung di jembatan. Dan bagaimana keadaan orang yang seharusnya rumahnya dirampok oleh si jujur? Malah sebaliknya karena si jujur tidak merampok rumahnya, dan ia terus merampok rumah orang lain, ia pun menjadi kaya.
Hal ini pun berdampak terhadap semuanya, terjadilah kesenjangan dan terciptalah si kaya dan si miskin. Dan akhirnya dibuatlah kesepakatan antara kaya dan miskin, si kaya membuat kontrak untuk memperkerjakan si miskin untuk merampok jua. Dan apa yang terjadi, yang kaya tambah kaya dan yang miskin tambah miskin.
Mereka yang kaya hidup dengan sangat berlimpah hingga tidak perlu lagi mencuri atau membayar orang agar mencuri untuk mereka. Tapi jika mereka berhenti mencuri, mereka akan jatuh miskin: hal ini tidak bisa dielakkan. Warga yang miskin pasti akan merampok mereka habis-habisan. Tidak hilang akal, warga yang kaya menawarkan upah bagi warga yang sangat miskin untuk melindungi rumah mereka dari warga miskin yang lain. Maka dibentuklah kesatuan polisi, dan dibangunlah penjara.
Begitulah beberapa tahun setelah itu tak ada lagi yang membicarakan siapa yang merampok dan dirampok : hanya tentang kekayaan dan kemiskinan, walaupun begitu mental mereka tetap pencuri.
Hanya ada satu orang jujur di negara itu, tapi hidupnya tak lama dikarenakan mati kelaparan.
#CATATAN
>Cerita ini berjudul"La pecora nera" atau dalam bahasa indonesia diartikan dengan "Kambing hitam" karya ITALO CALVINO dan diterbitkan pertama kali tahun 1993 dalam koleksi cerita pendek " Prima che tu dica ‘Pronto’.
>Italo Calvino ialah seorang jurnalis dan novelis asal Italia(15 Oktober 1923 – 19 September 1985) yang telah menghasilkan lebih dari 20 buku, baik fiksi maupun non-fiksi. Dan di hari kematiannya, ia diberikan penghargaan nobel untuk sastra.
#DISKUSI
>Bagaimana perspektif kalian terhadap cerita ini?
.
.